Minggu, 24 Januari 2016

Seremoni Hari Gizi Nasional

Setiap tanggal 25 januari, Indonesia memperingati Hari Gizi Nasional. Berbagai seremonial dilakukan guna mewarnai hari peringatan tersebut. Baik oleh instansi pemerintah maupun oleh lembaga-lembaga sosial non-pemerintah. Hari Gizi Nasional merupakan gerakan percepatan perbaikan gizi sebagai wujud komitmen pemerintah dalam mengatasi permasalahan gizi dalam masyarakat indonesia. Dengan adanya moment hari gizi setiap tahunnya, diharapkan masyarakat indonesia tidak lagi dihadapkan oleh masalah gizi buruk, terutama masyarakat miskin.
Namun, pada kenyataannya dari tahun ke tahun masalah gizi yang menimpa negeri ini masih sangat memprihatinkan. Menurut data Global Nutrition Report (2014),  Indonesia memiliki masalah gizi yang kompleks. Indonesia termasuk ke dalam 31 negara yang tidak akan mencapai target global untuk menurunkan angka kurang gizi di tahun 2015. Hal itu ditunjukkan oleh banyaknya penyakit yang disebabkan karena faktor gizi. Data pemerintah menunjukkan, 37% anak balita menderita stunting, 12% menderita wasting dan 12% mengalami kelebihan berat badan.
Pertanyaannya, keadaan gizi seperti apakah yang diperingati selama ini? Sudah tercukupikah kebutuhan gizi dan pangan masyarakat kita? Lalu, mengapa masih banyak anak-anak dan balita yang menderita busung lapar akibat kekurangan gizi? Adakah yang salah dari peringatan tersebut? Barangkali pertanyaan-pertanyaan itu selama ini terus menggulir dalam pikiran kita.
Sebatas Seremonial
Selama ini peringatan Hari Gizi Nasional sepertinya hanya sebagai seremonial belaka. Tanpa aksi nyata untuk menanggulangi musibah gizi buruk yang menimpa negeri ini. Hal ini cukup beralasan, karena sampai  hari ini peringatan hari gizi yang dilakukan setiap tahunnya belum mampu menjawab penderitaan masyarakat miskin untuk bisa memenuhi kebutuhan gizi dan makanan yang higenis untuk keluarga dan anak-anaknya.
Moment Hari Gizi yang lahir atas rasa kepedulian dan komitmen pemerintah untuk  memperbaiki kondisi gizi masyarakat terkesan semu. Berbagai program pengendalian kemiskinan dan usaha untuk mengatasi permasalahan gizi yang dilakukan oleh pemerintah pun menunjukkan hasil yang maksimal. Masyarakat miskin masih banyak yang tidak mampu memenuhi makanan yang sehat dan bergizi untuk anak-anaknya.
Padahal, sebagai negara agraris tidak  sewajarnya kita di hadapkan pada masalah gizi buruk dan busung lapar yang menimpa anak-anak dan balita dari keluarga miskin. Penduduk indonesia sebagian besar bekerja sebagai petani yang memproduksi kebutuhan pangan dan ternak, ikan-ikan yang ada di laut Indonesia juga melimpah ruah. Bukankah gizi yang dibutuhkan oleh manusia berasal dari hasil produksi itu? 
Hal ini seharusnya menjadi tamparan bagi pemerintah agar lebih peka dalam memperhatikan kesejahteraan masyarakat miskin. Masyarakat memilih wakil rakyat bukan untuk duduk santai di kursi pemerintahan, atau sekedar blusukan di televisi. Masyarakat butuh sosok pemimpin yang mampu memberikan solusi untuk menjawab segala permasalahan yang menimpa negeri ini. 
Membangun Kesadaran akan Pentingnya Gizi
Berbicara masalah gizi, maka tidak akan terlepas dari makanan yang dikonsumsi manusia setiap harinya. Gizi memiliki peran yang sangat penting terhadap pertumbuhan tubuh dan pembentukan jaringan otak, terutama bagi balita dan anak-anak. Kekurangan gizi dan mengkonsumsi makanan yang tidak bergizi akan berakibat fatal terhadap balita dan anak-anak. Masalahnya, saat ini masih banyak orang tua yang tidak terlalu peduli terhadap masalah gizi. Baik karena kelalaian, lingkungan maupun karena faktor ekonomi. Tapi, umumnya masalah gizi buruk yang terjadi dalam masyarakat disebabkan karena kondisi ekonomi.  Banyak masyarakat miskin yang tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi untuk anak-anaknya. Jangankan untuk membeli susu dan daging, untuk membeli beras saja mereka belum tentu mampu. Lalu, siapa yang harus disalahkan dalam keadaan memilukan seperti ini? 
Berbicara tentang siapa yang salah, dalam permasalahan gizi di negeri ini kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Karena banyak faktor yang menjadi penyebab timbulnya masalah gizi buruk. Hal terpenting yang harus kita lakukan sekarang adalah, berusaha untuk mencari solusi agar masalah gizi buruk ini bisa diatasi. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dan kerjasama pemerintah dan seluruh komponen masyarakat dalam rangka memperbaiki kondisi gizi di negeri ini.
Pemerintah diharapkan bisa lebih peka terhadap kondisi masyarakat miskin di Indonesia. Sehingga setiap kebijakan yang dibuat tidak akan menyusahkan rakyat. Semua program yang telah dirancang guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat diharapkan bisa terealisasi dengan baik. Tidak ada lagi oknum-oknum yang masih bermain api dalam program pemerintah demi kepentingan  pribadi.
Sektor pertanian, kelautan dan perdagangan diharapkan bisa bekerjasama dalam meningkatkan ketersediaan makanan bergizi dan air bersih bagi masyarakat. Sehingga tidak ada lagi masyarakat miskin yang tidak bisa memperoleh air bersih, tidak ada lagi masyarakat yang terpaksa mengkonsumsi beras plastik, dan berbagai panganan tak sehat lainnya.  Hasil produksi pertanian yang ada di Indonesia diharapkan bisa mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri.
Pihak kesehatan seperti puskesmas dan posyandu diharapkan bisa memberi pelayanan kesehatan yang memadai terhadap masyarakat. Masyarakat juga perlu diberi pemahaman tentang kesehatan terutama masalah gizi.  Karena selama ini banyak masyarakat kita yang masih awam terhadap masalah gizi dan dunia kesehatan.
Selain itu, sebagai masyarakat sudah seyogyanya kita menyadari akan pentingnya gizi bagi kesehatan, terlebih bagi anak-anak dan balita. Oleh karena itu, kita harus benar-benar memperhatikan dan menjaga agar setiap makanan dikonsumsi adalah yang makanan yang bergizi serta tidak berbahaya bagi kesehatan. Makanan bergizi tidak harus mahal, banyak sayur-sayuran dan buah-buahan segar yang bagus untuk kesehatan bisa kita tanam di perkarangan rumah. Semoga dengan adanya kesadaran semua pihak akan arti penting gizi, Insya Allah usaha untuk memperbaiki masalah gizi di negeri ini akan menjadi kenyataan. Indonesia akan menjadi negeri yang sehat, cerdas, dan sejahtera.


Tulisan ini pernah dimuat di media online "Lintas Nasional".
http://www.lintasnasional.com/2016/01/23/opini-seremoni-hari-gizi-nasional/